TEHNIK PEMBERIAN OBAT
Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara di antiaranya: oral, parenteral, rektal, vaginal, kulit, mata, telinga dan hidung, dengan menggunakan prinsip lima tepat yakni tepat nama pasien, tepat nama obat, tepat dosis obat, tepat cara pemberian dan tepat waktu pemberian.
Pemberian Obat per Oral
Merupakan cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.
Alat dan Bahan:
1. Daftar buku obat/ catatan, jadual pemberian obat.
2. Obat dan tempatnya.
3. Air minum dalam tempatnya.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat waktu dan tepat tempat.
4. Bantu untuk meminumkannya dengan cara:
• Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol, maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk obat berupa kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya.
• Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan campur dengan minuman.
• Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat yang membutuhkan pengkajian.
5. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian, dan evaluasi respon terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat.
6. Cuci tangan.
Pemberian Obat via Jaringan Intrakutan
Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit dengan tujuan untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral.
Alat dan Bahan:
1. Daftar buku obat/catatan, jadual pemberian obat.
2. Obat dalam tempatnya.
3. Spuit 1 cc:/spuit insulin.
4. Kapas alkohol dalam tempatnya.
5. Cairan pclarut.
7. Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit).
8. Bengkok.
9. Perlak dan alasnya.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang buka dan ke ataskan.
4. Pasang perlak/ pengalas di bawah bagian yang disuntik.
5. Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquadcs (cairan pelarut) kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc, dan siapkan pada bak injeksi atau steril.
6. Desinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan.
7. Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yang akan disuntik.
8. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 15-20 derajat dc:ngan permukaan kulit.
9. Semprotkan obat hingga terjadi gelembung.
10. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.
11. Catat reaksi pc;mberian.
12. Cuci tangan dan c:atat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan jenis obat.
Pemberian Obat Intravena Langsung
Cara memberikan obat melalui vena secara langsung, di antaranya vena mediana cubiti/cephalika (lengan), vena saphenous (tungkai), vena jugularis (leher), vena langsung
frontalis/temporalis (kepala), yang bertujuan agar reaksi cepat dan masuk pada pembuluh darah.
Alat dan Bahan:
1. Daftar buku obat/catatan, jadual pemberian obat.
2. Obat dalam tempatnya.
3. Spuit sesuai dengan jenis ukuran.
4. Kapas alkohol dalam tempatnya.
5. Cairan pelarut.
6. Bak injeksi.
7. Bengkok.
8. Perlak dan alasnya.
9. Karet pembendung (torniquet).
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup buka atau ke ataskan.
4. Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yang akan diberikan. Apabila obat berada dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan pelarut (aquades steril).
5. Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan penyuntikan.
6. Kemudian tempatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi.
7. Desinfeksi dengan kapas alkohol.
8. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung (torniquet) pada bagian atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan tangan/minta bantuan atau membendung di atas vena yang akan dilakukan penyuntikan.
9. Ambil spuit yang berisi obat.
10. Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke pembuluh darah.
11. Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung semprotkan obat hingga habis.
12. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada daerah penusukkan dengan kapas alkohol, dan spuit yang telah digunakan letakkan ke dalam bengkok.
13. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
14. Cuci tangan.
Pemberian Obat Intravena Tidak Langsung (via Wadah)
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan intravena yang bertujuan untuk meminimalkan eff:k samping dan mempertahankan kadar terapetik dalam darah.
Alat dan Bahan:
1. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran.
2. Obat dalam tempatnya.
3. Wadah cairan (kantong/botol).
4. Kapas alkohol.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit.
4. Cari tempat pc:nyuntikan obat pada daerah kantong.
5. Lakukan dcsinfeksi dengan kapas alkohol dan stop aliran.
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuiti hingga menembus bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam kantong/wadah c:airan.
7. Setelah selesai tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan kantong cairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung lain.
8. Periksa kecepatan infus.
9. Cuci tangan.
10. Catat reaksi pembe°rian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
Pemberian Obat Intravena Melalui Selang
Alat dan Bahan:
1. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran.
2. Obat dalam tcmpatnya.
3. Selang intravena.
4. Kapas alkohol.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada dacrah selang intra vena.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop aliran.
6. Lakukan penyuntikan dengan memas.ukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam sdang intra vena.
7. Setelah selesai tarik spuit.
8. Periksa kecepatan infus dan obsc:rvasi reaksi obat.
9. Cuci tangan.
10. Catat obat yang telah diberikan dan dosisnya.
Gambar B.6 Pemberian Obat Melalui Selang Intravena
Pemberian Obat per Intramuskular
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan dapat pada daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal (dengan posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid). Tujuannya agar absorpsi obat lebih cepat.
Alat dan Bahan:
1. Daftar buku obat/catatan, jadual pemberian obat.
2. Obat dalam tempatnya.
3. Spuit sesuai dengan ukuran, jarum sesuai dengan ukuran: dewasa panjang 2,5-3,75 cm, anak panjang 1,25-2,5 cm.
4. Kapas alkohol dalam tempatnya.
5. Cairan pelarut.
6. Bak injeksi.
7. Bengkok.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Ambil obat kemudian masukkan kedalam spuit sesuai dengan dosis setelah itu letakkan pada bak injeksi.
4. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (lihat lokasi penyuntikan).
5. Desinfeksi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan dilakukan penyuntikan.
6. Lakukan Penyuntikan:
a. Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk berbaring telentang dengan lutut sedikit fieksi.
b. Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau telentang dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan fieksi.
c. Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut di putar ke arah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul fieksi dan diletakkan di depan tiungkai bawah.
d. Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau bcrbaring mendatar lengan atas fieksi.
7. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.
8. Setelah jarum masuk lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah semprotkan obat secara perlahan-lahan hingga habis.
9. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah penyuntikan dengan kapas alkohol, kemudian spuit yang telah digunakan letakkan pada bengkok.
10. Catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan waktu pemberian.
11. Cuci tangan.
Pemberian Obat via Anus/Rektum
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat dulcolac supositoria yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan defekasi dan contoh efek sistemik pada obat aminofilin suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus. Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dnding rektal yang melewati sfingter ani interna. Kontra indikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rektal.
Alat dan Bahan:
1. Obat suppositoria dalam tempatnya.
2. Sarung tangan.
3. Kain kasa.
4. Vaselin/pelicin/pelumas.
5. Kertas tisu.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
5. Oleskan ujung pada obat suppositoria dengan pelicin.
6. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan suppositoria dengan perlahan melalui anus, sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal kurang lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
7. etelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu.
8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lebih 5 menit.
9. Setelah selesai lepaskan sarung tangan ke dalam bengkok.
10. Cuci tangan.
11. Catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian.
Pemberian Obat per Vagina
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi lokal.
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya.
2. Sarung tangan.
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Kapas sublimat dalam tempatnya.
6. Pengalas.
7. Korentang dalam tempatnya.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
5. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat.
6. Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal recumbert.
7. Apabila jenis obat suppositoria maka buka pembungkus dan berikan pelumas pada obat.
8. Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang dinding kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm.
9. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan tisu.
10. Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit agar obat bereaksi.
11. Cuci tangan.
12. Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian.
Catatan: apabila menggunakan obat jenis krim, isi aplikator krim atau ikuti petunjuk krim yang tertera pada kemasan, renggangkan lipatan labia dan masukkan aplikator kurang lebih 7,5 cm dan dorong penarik aplikator untuk mengeluarkan obat dan lanjutkan sesuai langkah nomor 8,9,10,11.
Pemberian Obat pada Kulit
Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei.
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim,aerosol, sprei).
2. Pinset anatomis.
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Balutan.
6. Pengalas.
7. Air sabun, air hangat.
8. Sarung tangan.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bersihkan daerah yang akan di beri obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
6. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan, mengompres.
7. Kalau perlu tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah diobati.
8. Cuci tangan.
Pemberian Obat pada Mata
Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata obat tetes mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.
2. Pipet.
3. Pinset anatomi dalam tempatnya.
4. Korentang dalam tempatnya.
5. Plestier.
6. Kain kasa.
7. Kertas tisu.
8. Balutan.
9. Sarung tangan.
10. Air hangat/kapas pelembab.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan posisi perawat di samping kanan.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari sudut mata ke arah hidung, apabila sangat kotor basuh dengan air hangat.
6. Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari, jari telunjuk di atas tulang orbita.
7. Teteskan obat mata di atas sakus konjungtiva. Setelah tetesan selesai sesuai dengan dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata dengan perlahan-lahan, apabila menggunakan obat tetes mata.
8. Apabila obat mata jenis salep pegang aplikator salep di atas pinggir kelopak mata kemudian pencet tube sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata bawah. Setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat ke bawah, secara bergantian dan berikan obat pada kelopak mata bagian atas dan biarkan pasien untuk memejamkan mata dan menggerakkan kelopak mata.
9. Tutup mata dengan kasa bila perlu.
10. Cuci tangan.
11. Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian.
Pemberian Obat pada Telinga
Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga tengah (otitis media), dapat berupa obat antibiotik.
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya.
2. Penetes.
3. Spekulum telinga.
4. Pinset anatomi dalam tempatnya.
5. Korentang dalam tempatnya.
6. Plester.
7. Kain kasa.
8. Kertas tisu.
9. Balutan.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan daerah yang akan diobati, usahakan agar lubang telinga pasien ke atas.
4. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas/ke belakang (pada orang dewasa), ke bawah pada anak.
5. Apabila obat berupa tetes, maka teteskan obat pada dinding mencegah terhalang oleh gelembung udara dengan jumlah dengan dosis.
6. Apabila berupa salep maka ambil kapas lidi dan oleskan masukkan atau oleskan pada liang telinga.
7. Pertahankan posisi kepala kurang lebih 2-3 menit.
8. Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu.
9. uci tangan.
10. Catat jumlah, tanggal, dan dosis pemberian.
Pemberian Obat pada Hidung
Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes hidung yang dapat dilakukan ada seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya.
2. Pipet.
3. Spekulum hidung.
4. Pinset anatomi dalam tempatnya.
5. Korentang dalam tempatnya.
6. Plester.
7. Kain kasa.
8. Kertas tisu.
9. Balutan .
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi pasien dengan cara:
a. Duduk di kursi dengan kepala menengadah ke belakang.
b. Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur.
c. Berbaring dengan bantal di bawah. bahu dan kcpala belakang.
4. Berikan tetesan obat pada tiap lubang hidung (sesuai dengan Pertahankan posisi kepala tetap tengadah ke belakang selama
5. Cuci tangan.
6. Catat, c:ara, tanggal, dan dosis pemberian obat.
sambil belajar menggunakan obat dengan benar agar terhidar dari penyalahgunaan dan penggunasalahan obat
Jumat, 01 Oktober 2010
Jumat, 14 Mei 2010
chikungunya
Suatu hari pada saat kami bangun pagi, saya merasakan seluruh tulang dan sendi-sendi terasa sakit dan ngilu seluruhnya. Khususnya daerah di sekitar pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Dengan tertatih tatih saya tetap mencoba untuk bangun dan pergi ke kamar mandi, karena suara adzan telah berkumandang dari beberapa masjid di sekitar rumah.
Pagi itu dengan menahan sakit saya masih berusaha untuk pergi ke kantor, walaupun akhirnya saya tidak tahan dan pulang kerumah sebelum waktunya untuk segera beristirahat.
Sore harinya justru terjadi peningkatan suhu badan dan sedikit sakit kepala dan ini berlanjut pada besok paginya. Saya coba minum obat turun panas dan vitamin neurotropik sambil berusaha untuk mencari tahu penyakit apa yang sedang aya alami.
Waktu itu dalam pikiranku mungkin ini flu tulang atau demam chikungunya, ternyata dari informasi beberapa teman dan dari internet semakin menambah keyakinanku bahwa penyakit yang saya alami adalah demam chikungunya.
Sesuai dengan catatan dan informasi yang saya peroleh saya coba menggunakan obat anti inflamasi non steroid (AINS) dan vitamin neurotropik serta di tambah dengan makanan bergizi dan buah-buahan segar.
Alhamdulillah saat ini sudah dapat beraktivitas seperti semula
Pagi itu dengan menahan sakit saya masih berusaha untuk pergi ke kantor, walaupun akhirnya saya tidak tahan dan pulang kerumah sebelum waktunya untuk segera beristirahat.
Sore harinya justru terjadi peningkatan suhu badan dan sedikit sakit kepala dan ini berlanjut pada besok paginya. Saya coba minum obat turun panas dan vitamin neurotropik sambil berusaha untuk mencari tahu penyakit apa yang sedang aya alami.
Waktu itu dalam pikiranku mungkin ini flu tulang atau demam chikungunya, ternyata dari informasi beberapa teman dan dari internet semakin menambah keyakinanku bahwa penyakit yang saya alami adalah demam chikungunya.
Sesuai dengan catatan dan informasi yang saya peroleh saya coba menggunakan obat anti inflamasi non steroid (AINS) dan vitamin neurotropik serta di tambah dengan makanan bergizi dan buah-buahan segar.
Alhamdulillah saat ini sudah dapat beraktivitas seperti semula
Minggu, 02 Mei 2010
Antibiotika
ANTIBIOTIKA
Obat yang digunakan untuk membunuh bakteri penyebab infeksi, bekerja dengan cara membunuh (bekterisidal) atau menghambat pertumbuhan bakteri (bakteriostatik). Tidak dapat digunakan untuk penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, jamur atau mikroba lain selain bakteri.
Terdapat bermacam-macam bentuk sediaan antibiotika baik sebagai obat dalam (obat yang penggunaannya melalui saluran perncernaan/peroral) ataupun obat luar baik sistemik misalnya injeksi, ataupun yang lokal seperti tetes mata, tetes telinga, salep dan sebagainya.
Antibiotika harus digunakan dengan bijaksana, agar tujuan pengobatan dapat tercapai, yaitu harus tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat dosis (besarnya dosis, cara pemberian, waktu dan lama pemberian) dan waspada terhadap efek samping.
Penggunaan yang tidak bijak akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pengobatan (pasien tidak sembuh), timbulnya efek samping/toksik, meningkatnya biaya perawatan/pengobatan, timbulnya resistensi/kekebalan kuman terhadap antibiotika.
Ingat jangan menggunakan antibiotika secara sembarangan
Mintalah informasi yang lengkap sebelum menggunakan obat kepada Apoteker terdekat, baik yang sedang praktek di Apotek, di Rumah Sakit, Puskesmas ataupun di masyarakat.
Jadilah KELUARGA SADAR OBAT
Tularkan kepada semua orang/masyarakat yang menggunakan obat dapat menggunakan obat dengan benar dan terhindar dari penyalahgunaan dan penggunasalahan obat
Apotekr siap membantu anda
Obat yang digunakan untuk membunuh bakteri penyebab infeksi, bekerja dengan cara membunuh (bekterisidal) atau menghambat pertumbuhan bakteri (bakteriostatik). Tidak dapat digunakan untuk penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, jamur atau mikroba lain selain bakteri.
Terdapat bermacam-macam bentuk sediaan antibiotika baik sebagai obat dalam (obat yang penggunaannya melalui saluran perncernaan/peroral) ataupun obat luar baik sistemik misalnya injeksi, ataupun yang lokal seperti tetes mata, tetes telinga, salep dan sebagainya.
Antibiotika harus digunakan dengan bijaksana, agar tujuan pengobatan dapat tercapai, yaitu harus tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat dosis (besarnya dosis, cara pemberian, waktu dan lama pemberian) dan waspada terhadap efek samping.
Penggunaan yang tidak bijak akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pengobatan (pasien tidak sembuh), timbulnya efek samping/toksik, meningkatnya biaya perawatan/pengobatan, timbulnya resistensi/kekebalan kuman terhadap antibiotika.
Ingat jangan menggunakan antibiotika secara sembarangan
Mintalah informasi yang lengkap sebelum menggunakan obat kepada Apoteker terdekat, baik yang sedang praktek di Apotek, di Rumah Sakit, Puskesmas ataupun di masyarakat.
Jadilah KELUARGA SADAR OBAT
Tularkan kepada semua orang/masyarakat yang menggunakan obat dapat menggunakan obat dengan benar dan terhindar dari penyalahgunaan dan penggunasalahan obat
Apotekr siap membantu anda
Jumat, 23 April 2010
ANTASIDA
Kita sering mendengar seseorang yang mengatakan sedang menderita sakit maag. Sakit maag bisa menyerang semua orang, sebabnyapun sangat beragam yang ditandai dengan peningkatan asam lambung sehingga menimbulkan gejala nyeri lambung/ulu hati. Salah satu obat yang digunakan untuk melawan asam lambung adalah antasida (anti : melawan; Acide : asam).
Antasida dapat berupa garam alumunium (Al), magensium (Mg). Kalsium (Ca), Natrium (Na) dan lain-lain sehingga dapat mengikat ion hidrogen (H+.
Antasida bekerja secara lokal di lambung dengan cara menetralkan asam di lambung. Itulah sebabnya umumnya antasida dalam bentuk tablet (umumnya berupa tablet yang relatif besar dengan rasa/bau mint) sebelum minum harus dikunyah terlebih dahulu, agar dapat memberikan hasil yang maksimal dalam menetralkan asam lambung.
Antasida sebaiknya diminum pada saat perut kosong (tidak berisi makanan)sepuya dapat efektif menetralkan asam lambung. Pada saat lambung berisi makanan, maka secara otomatis asam lambung sudah dinetralkan oleh adanya makanan, jadi pemberian antasida kurang bermanfaat. Jadi anjuran penggunaan antasida pada selang antara waktu makan (2 jam sesudah makan dan menjelang tidur malam dan harus dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan.
Namun perlu diperhatikan tidak semua obat maag (untuk mengatasi asam lambung) disebut dengan antasida, sehingga sebaiknya apabila akan membeli obat maag secara bebas (tanpa resep dokter) bertanyalah kepada apoteker di Apotek. Meskipun antasida termasuk obat bebas dan relatif aman dikonsumsi sangat tidak dianjurkan menggunakan antasida sembarangan. Bertanyalah kepada Apoteker tentang obat yang akan di gunakan.
Antasida dapat berupa garam alumunium (Al), magensium (Mg). Kalsium (Ca), Natrium (Na) dan lain-lain sehingga dapat mengikat ion hidrogen (H+.
Antasida bekerja secara lokal di lambung dengan cara menetralkan asam di lambung. Itulah sebabnya umumnya antasida dalam bentuk tablet (umumnya berupa tablet yang relatif besar dengan rasa/bau mint) sebelum minum harus dikunyah terlebih dahulu, agar dapat memberikan hasil yang maksimal dalam menetralkan asam lambung.
Antasida sebaiknya diminum pada saat perut kosong (tidak berisi makanan)sepuya dapat efektif menetralkan asam lambung. Pada saat lambung berisi makanan, maka secara otomatis asam lambung sudah dinetralkan oleh adanya makanan, jadi pemberian antasida kurang bermanfaat. Jadi anjuran penggunaan antasida pada selang antara waktu makan (2 jam sesudah makan dan menjelang tidur malam dan harus dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan.
Namun perlu diperhatikan tidak semua obat maag (untuk mengatasi asam lambung) disebut dengan antasida, sehingga sebaiknya apabila akan membeli obat maag secara bebas (tanpa resep dokter) bertanyalah kepada apoteker di Apotek. Meskipun antasida termasuk obat bebas dan relatif aman dikonsumsi sangat tidak dianjurkan menggunakan antasida sembarangan. Bertanyalah kepada Apoteker tentang obat yang akan di gunakan.
Senin, 12 April 2010
Selasa, 30 Maret 2010
PENGGUNAAN OBAT YANG BENAR
PENGGUNAAN OBAT YANG BENAR
Saroja
PIO RSUP Dr Kariadi Semarang
Definisi
Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit dan atau menyembuhkan penyakit.
Obat ada yang bersifat tradisional seperti jamu, obat herbal dan ada yang telah melalui proses kimiawi atau fisika tertentu serta telah di uji khasiatnya. Yang terakhir inilah yang lazim dikenal sebagai obat.
Obat harus sesuai dosis agar efek terapi atau khasiatnya bisa kita dapatkan.
Macam-macam obat
Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam, mengelilingi bulatan berwarna hijau. Dalam obat disertai brosur yang berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi , dosis dan aturan pakai, nomor batch, nomor registrasi, nama dan alamat pabrik serta cara penyimpanannya.
Obat bebas terbatas
Obat bebas terbatas yaitu obat yang digunakan untuk mengobati penyakit ringan yang dapat dikenali oleh penderita sendiri. Obat bebas terbatas termasuk obat keras dimana pada setiap takaran yang digunakan diberi batas dan pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam mengelilingi bulatan berwarna biru serta sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5 November 1975 ada tanda peringatan P. No.1 sampai P.No.6 dan harus ditandai dengan etiket atau brosur yang menyebutkan nama obat yang bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta jumlah yang digunakan, nomor batch, tanggal kadaluarsa, nomor registrasi, nama dan alamat produsen, petunjuk penggunaan, indikasi, cara pemakaian, peringatan serta kontraindikasi.
Obat keras
Obat keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter, dimana pada bungkus luarnya diberi tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan dasar merah yang didalamnya terdapat huruf "K" yang menyentuh lingkaran hitam tersebut. Termasuk juga semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secara parenteral baik dengan cara suntikan maupun dengan cara pemakaian lain dengan jalan merobek jaringan.
Obat Narkotika dan Psikotropika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan. Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Dosis Obat
Dosis obat adalah jumlah atau takaran tertentu dari suatu obat yang memberikan efek tertentu terhadap suatu penyakit atau gejala sakit.
Jika dosis terlalu rendah (under dose) maka efek terapi tidak tercapai. Sebaliknya jika berlebih (over dose) bisa menimbulkan efek toksik/keracunan bahkan sampai kematian.
Resep Dokter
Resep Obat adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker untuk memberikan obat yang dikehendaki kepada pasien.
Oleh karenanya pasien tidak diharuskan mengerti tulisan resep obat. Akan tetapi apotekerlah yang wajib mengerti tulisan resep obat dan memberikan informasi obat yang dibutuhkan oleh pasien. Mulai dari nama obat, dosis, aturan pakai, efek samping sampai hal-hal lain yang berhubungan dengan obat dan penyakit pasien.
Dari alur tersebut jelaslah bahwa pasien mendapatkan informasi lebih dari sekedar bisa membaca resep obat.
Dalam hal ini keaktifan pasien untuk bertanya/berkonsultasi dengan apoteker ketika menebus obat di apotik sangat dibutuhkan.
Untuk penggunaan obat yang baik dan benar, gunakan obat hanya seperti petunjuk cara pakai, pada waktu yang tepat dan penuh selama waktu pengobatan. Jika anda menggunakan obat yang dijual bebas, ikutilah cara pakainya seperti petunjuk pada label kecuali ada petunjuk lain dari dokter anda.
Obat yang anda beli di apotek yang diserahkan oleh apoteker biasanya akan diberikan dalam kantong atau bungkus sendiri-sendiri. Untuk itu sebaiknya anda selalu menjaga agar obat dalam keadaan tertutup rapat dalam wadah aslinya jika tidak sedang digunakan.
Jangan pisahhkan label obat dari obat,karena informasi mengenai cara pakai dan informasi penting lainnya terdapat pada label tersebut. Untuk mencegah kesalahan,jangan minum obat ditempat yang gelap. Selalu membaca label sebelum minum obat,terutama tanggal kadaluarsa dan petunjuk pakai obat
Cara Pemakaian Obat
Cara pakai obat oral
Obat oral (obat yang diminum melalui mulut) paling baik digunakan bila meminum obat dengan satu gelas air penuh. Ikutilah petunjuk dokter atau apoteker. Ada beberapa obat yang diminum bersama makanan atau sesudah makan, ada juga yang diminum pada saat lambung kosong. Jika anda harus meminum obat dalam jangka lama, minumlah semua obat sesuai dosisnya. Jangan digerus atau dihisap jika tidak diberi petunjuk seperti itu. Jika meminum obat cairan, harus diperhatikan penggunaan sendok yang disebutkan pada obat dengan sendok yang umumnya terdapat dirumah anda.
Sendok makan pada obat perhitungannya 15 ml, sedang sendok makan yang umum pada rumah tangga sekarang biasanya isinya 8 ml. Sendok teh pada takaran obat adalah 5 ml tapi sendok teh dirumah biasanya sekitar 3 ml. Sebaiknya kalau sendok teh pada obat gunakanlah sendok takar obat yang biasanya disertakan bersama obat cair.
Jika anda merasa kesulitan meminum obat dalam bentuk tablet, kapsul atau cairan seperti pada resepnya, konsultasikan dengan dokter atau apoteker.
Obat kulit (salep)
Untuk penggunaan obat yang berbentuk sediaan salep, oleskan salep pada daerah kulit yang bersih, kering dan sedikit. Usahakan kulit bebas dari bulu, luka terbuka dan iritasi. Gunakan bagian salep baru untuk setiap tempat yang berbeda
Inhaler (obat yang dihirup)
Obat-obat inhaler biasanya mempunyai petunjuk sendiri untuk pasien. Bacalah petunjuknya dengan teliti sebelum menggunakan obat. Jika anda tidak mengerti cara penggunaannya, konsultasikan kepada dokter yang meresepkan atau konsultasikan dengan apoteker. Ada beberapa tipe inhaler yang digunakan dengan cara yang berbeda, sehingga adalah penting untuk mengikuti cara pakai yang diberikan.
Obat tetes mata (OTM)
Dalam penggunaan obat tetes mata, untuk mencegah kontiminasi, jangan dibiarkan ujung wadah tetes mata bersinggungan dengan permukaan/bagian mata dan selalu dijaga tutup tetes mata selalu rapat. Cara penggunaan : terlebih dahulu cuci tangan anda dengan sabun. Miringkan kepala kebelakang dan jari telunjuk tarik kelopak mata bawah dari mata hingga membentuk lekukan. Teteskan obat mata ke dalam lekukan mata dan pelan-pelan tutup. Jangan kedip-kedipkan mata dan biarkan tertutup selama 1-2 menit.
Salep mata
Dalam penggunaan obat salep mata, untuk mencegah kontiminasi dari salep mata diusahakan jangan sampai unujg "tube" menyentuh mata. Setelah penggunaan, lap ujung tube dengan tisu yang bersih dan tutup rapat. Cara pakai : Cuci tangan dengan bersih. Tarik kelopak mata bawah sehingga terbentuk lekukan. Oleskan lapisan tipis salep mata pada lekukan kurang lebih 1 cm panjangnya. Pelan-pelan tutup mata dan diamkan 1-2 menit. Kemudian cuci kembali tangan anda.
Obat tetes hidung
Untuk penggunaan obat tetes hidung,tengadahkan kepala atau letakan kepala pada bantal miring. Teteskan pada masing-masing lobang hidung dan diamkan bebrapa menit. Siram bitil dengan air panas dan keringkan dengan tisu bersih. Tuutp kembali obat. Untuk mencegah penularan infeksi, jangan gunakan obat tetes mata dan hidung untuk orang lain selain anda.
Obat tetes telinga
Dalam penggunaan obat tetes telinga, untuk mencegah kontiminasi jangan sampai ujung obat tetes telinga menyentuh telinga. Botol tidak boleh penuh untuk mencegah tetesan. Cara pakai : Tidur dan miringkan kepala sehingga telinga yang diobati menghadap ke atas. Teteskan obat tetes telinga pada saluran telinga. Jaga selama 5 menit sehingga obat mengalir.Untuk anak-anak yang susah diam, diamkan paling tidak 1-2 menit. Jangan goyang-goyang penetes telinga sesudah dipakai. Lap ujung penetes dengan tisu yang bersih dan tutup wadah dengan kencang (rapat).
Suppositoria
Untuk penggunaan suppositoria, cuci tangan sampai bersih. Pisahkan pembungkus suppositoria dari badan supp dengan air bersih. Tidurlah dengan posisi miring dan dorong Suppositoria ke dalam dubur (rectal) dengan jari kanan. Jika Suppositoria terlalu lunak untuk dimasukan, simpan 30 menit di dalam lemari es atau siram dengan air es sebelum dilepaskan dari pembungkusnya. Cucilah tangan anda setelah selesai penggunaan dengan sabun.
Salep/krim untuk dubur (rektal)
Untuk penggunaan obat ini, bersihkan dan keringkan daerah sekitar dubur. Gosoklah dengan sedikit salep/krim tadi. Masukan aplikator pada rektum (dubur) dan hati-hati pencet tube hingga salep/krim masuk ke dalam rektum. Pisahkan ujung aplikator dari tube dan cuci dengan air panas, bersihkan dengan sabun/deterjen. Lepaskan tube setelah dipakai. Kemudian cuci tangan sampai bersih.
Obat yang melalui vagina
Untuk penggunaan obat yang melalui vagina, cuci tangan anda hingga bersih. Gunakan aplikator, masukan obat ke dalam vagina sejauh mungkin secara pelan-pelan dan tak menimbulkan rasa sakit. Bebaskan obat dengan mendorong plunger. Tunggu beberapa menit sebelum bangun, cuci aplikator dan tangan anda dengan sabun dan air panas.
Semarang, April 2008
PIO RSUP Dr Kariadi Semarang
Saroja
PIO RSUP Dr Kariadi Semarang
Definisi
Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit dan atau menyembuhkan penyakit.
Obat ada yang bersifat tradisional seperti jamu, obat herbal dan ada yang telah melalui proses kimiawi atau fisika tertentu serta telah di uji khasiatnya. Yang terakhir inilah yang lazim dikenal sebagai obat.
Obat harus sesuai dosis agar efek terapi atau khasiatnya bisa kita dapatkan.
Macam-macam obat
Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam, mengelilingi bulatan berwarna hijau. Dalam obat disertai brosur yang berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi , dosis dan aturan pakai, nomor batch, nomor registrasi, nama dan alamat pabrik serta cara penyimpanannya.
Obat bebas terbatas
Obat bebas terbatas yaitu obat yang digunakan untuk mengobati penyakit ringan yang dapat dikenali oleh penderita sendiri. Obat bebas terbatas termasuk obat keras dimana pada setiap takaran yang digunakan diberi batas dan pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam mengelilingi bulatan berwarna biru serta sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5 November 1975 ada tanda peringatan P. No.1 sampai P.No.6 dan harus ditandai dengan etiket atau brosur yang menyebutkan nama obat yang bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta jumlah yang digunakan, nomor batch, tanggal kadaluarsa, nomor registrasi, nama dan alamat produsen, petunjuk penggunaan, indikasi, cara pemakaian, peringatan serta kontraindikasi.
Obat keras
Obat keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter, dimana pada bungkus luarnya diberi tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan dasar merah yang didalamnya terdapat huruf "K" yang menyentuh lingkaran hitam tersebut. Termasuk juga semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secara parenteral baik dengan cara suntikan maupun dengan cara pemakaian lain dengan jalan merobek jaringan.
Obat Narkotika dan Psikotropika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan. Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Dosis Obat
Dosis obat adalah jumlah atau takaran tertentu dari suatu obat yang memberikan efek tertentu terhadap suatu penyakit atau gejala sakit.
Jika dosis terlalu rendah (under dose) maka efek terapi tidak tercapai. Sebaliknya jika berlebih (over dose) bisa menimbulkan efek toksik/keracunan bahkan sampai kematian.
Resep Dokter
Resep Obat adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker untuk memberikan obat yang dikehendaki kepada pasien.
Oleh karenanya pasien tidak diharuskan mengerti tulisan resep obat. Akan tetapi apotekerlah yang wajib mengerti tulisan resep obat dan memberikan informasi obat yang dibutuhkan oleh pasien. Mulai dari nama obat, dosis, aturan pakai, efek samping sampai hal-hal lain yang berhubungan dengan obat dan penyakit pasien.
Dari alur tersebut jelaslah bahwa pasien mendapatkan informasi lebih dari sekedar bisa membaca resep obat.
Dalam hal ini keaktifan pasien untuk bertanya/berkonsultasi dengan apoteker ketika menebus obat di apotik sangat dibutuhkan.
Untuk penggunaan obat yang baik dan benar, gunakan obat hanya seperti petunjuk cara pakai, pada waktu yang tepat dan penuh selama waktu pengobatan. Jika anda menggunakan obat yang dijual bebas, ikutilah cara pakainya seperti petunjuk pada label kecuali ada petunjuk lain dari dokter anda.
Obat yang anda beli di apotek yang diserahkan oleh apoteker biasanya akan diberikan dalam kantong atau bungkus sendiri-sendiri. Untuk itu sebaiknya anda selalu menjaga agar obat dalam keadaan tertutup rapat dalam wadah aslinya jika tidak sedang digunakan.
Jangan pisahhkan label obat dari obat,karena informasi mengenai cara pakai dan informasi penting lainnya terdapat pada label tersebut. Untuk mencegah kesalahan,jangan minum obat ditempat yang gelap. Selalu membaca label sebelum minum obat,terutama tanggal kadaluarsa dan petunjuk pakai obat
Cara Pemakaian Obat
Cara pakai obat oral
Obat oral (obat yang diminum melalui mulut) paling baik digunakan bila meminum obat dengan satu gelas air penuh. Ikutilah petunjuk dokter atau apoteker. Ada beberapa obat yang diminum bersama makanan atau sesudah makan, ada juga yang diminum pada saat lambung kosong. Jika anda harus meminum obat dalam jangka lama, minumlah semua obat sesuai dosisnya. Jangan digerus atau dihisap jika tidak diberi petunjuk seperti itu. Jika meminum obat cairan, harus diperhatikan penggunaan sendok yang disebutkan pada obat dengan sendok yang umumnya terdapat dirumah anda.
Sendok makan pada obat perhitungannya 15 ml, sedang sendok makan yang umum pada rumah tangga sekarang biasanya isinya 8 ml. Sendok teh pada takaran obat adalah 5 ml tapi sendok teh dirumah biasanya sekitar 3 ml. Sebaiknya kalau sendok teh pada obat gunakanlah sendok takar obat yang biasanya disertakan bersama obat cair.
Jika anda merasa kesulitan meminum obat dalam bentuk tablet, kapsul atau cairan seperti pada resepnya, konsultasikan dengan dokter atau apoteker.
Obat kulit (salep)
Untuk penggunaan obat yang berbentuk sediaan salep, oleskan salep pada daerah kulit yang bersih, kering dan sedikit. Usahakan kulit bebas dari bulu, luka terbuka dan iritasi. Gunakan bagian salep baru untuk setiap tempat yang berbeda
Inhaler (obat yang dihirup)
Obat-obat inhaler biasanya mempunyai petunjuk sendiri untuk pasien. Bacalah petunjuknya dengan teliti sebelum menggunakan obat. Jika anda tidak mengerti cara penggunaannya, konsultasikan kepada dokter yang meresepkan atau konsultasikan dengan apoteker. Ada beberapa tipe inhaler yang digunakan dengan cara yang berbeda, sehingga adalah penting untuk mengikuti cara pakai yang diberikan.
Obat tetes mata (OTM)
Dalam penggunaan obat tetes mata, untuk mencegah kontiminasi, jangan dibiarkan ujung wadah tetes mata bersinggungan dengan permukaan/bagian mata dan selalu dijaga tutup tetes mata selalu rapat. Cara penggunaan : terlebih dahulu cuci tangan anda dengan sabun. Miringkan kepala kebelakang dan jari telunjuk tarik kelopak mata bawah dari mata hingga membentuk lekukan. Teteskan obat mata ke dalam lekukan mata dan pelan-pelan tutup. Jangan kedip-kedipkan mata dan biarkan tertutup selama 1-2 menit.
Salep mata
Dalam penggunaan obat salep mata, untuk mencegah kontiminasi dari salep mata diusahakan jangan sampai unujg "tube" menyentuh mata. Setelah penggunaan, lap ujung tube dengan tisu yang bersih dan tutup rapat. Cara pakai : Cuci tangan dengan bersih. Tarik kelopak mata bawah sehingga terbentuk lekukan. Oleskan lapisan tipis salep mata pada lekukan kurang lebih 1 cm panjangnya. Pelan-pelan tutup mata dan diamkan 1-2 menit. Kemudian cuci kembali tangan anda.
Obat tetes hidung
Untuk penggunaan obat tetes hidung,tengadahkan kepala atau letakan kepala pada bantal miring. Teteskan pada masing-masing lobang hidung dan diamkan bebrapa menit. Siram bitil dengan air panas dan keringkan dengan tisu bersih. Tuutp kembali obat. Untuk mencegah penularan infeksi, jangan gunakan obat tetes mata dan hidung untuk orang lain selain anda.
Obat tetes telinga
Dalam penggunaan obat tetes telinga, untuk mencegah kontiminasi jangan sampai ujung obat tetes telinga menyentuh telinga. Botol tidak boleh penuh untuk mencegah tetesan. Cara pakai : Tidur dan miringkan kepala sehingga telinga yang diobati menghadap ke atas. Teteskan obat tetes telinga pada saluran telinga. Jaga selama 5 menit sehingga obat mengalir.Untuk anak-anak yang susah diam, diamkan paling tidak 1-2 menit. Jangan goyang-goyang penetes telinga sesudah dipakai. Lap ujung penetes dengan tisu yang bersih dan tutup wadah dengan kencang (rapat).
Suppositoria
Untuk penggunaan suppositoria, cuci tangan sampai bersih. Pisahkan pembungkus suppositoria dari badan supp dengan air bersih. Tidurlah dengan posisi miring dan dorong Suppositoria ke dalam dubur (rectal) dengan jari kanan. Jika Suppositoria terlalu lunak untuk dimasukan, simpan 30 menit di dalam lemari es atau siram dengan air es sebelum dilepaskan dari pembungkusnya. Cucilah tangan anda setelah selesai penggunaan dengan sabun.
Salep/krim untuk dubur (rektal)
Untuk penggunaan obat ini, bersihkan dan keringkan daerah sekitar dubur. Gosoklah dengan sedikit salep/krim tadi. Masukan aplikator pada rektum (dubur) dan hati-hati pencet tube hingga salep/krim masuk ke dalam rektum. Pisahkan ujung aplikator dari tube dan cuci dengan air panas, bersihkan dengan sabun/deterjen. Lepaskan tube setelah dipakai. Kemudian cuci tangan sampai bersih.
Obat yang melalui vagina
Untuk penggunaan obat yang melalui vagina, cuci tangan anda hingga bersih. Gunakan aplikator, masukan obat ke dalam vagina sejauh mungkin secara pelan-pelan dan tak menimbulkan rasa sakit. Bebaskan obat dengan mendorong plunger. Tunggu beberapa menit sebelum bangun, cuci aplikator dan tangan anda dengan sabun dan air panas.
Semarang, April 2008
PIO RSUP Dr Kariadi Semarang
Rabu, 03 Maret 2010
sholat dhuha
Saat ini banyak sekali umat islam yang lebih suka mengamalkan amalan-amalan yang keshahihan tuntunannya masih dipertanyakan, masih menjadi perselihan dari beberapa kalangan. Padahal masih banyak amalan rasulullah yang sudah jelas dan pasti malah tidak banyak di kerjakan. Salah satu amalan tersebut adalah sholat dhuha. Saya yakin tidak ada satupun ulama yang membantah kalau sholat dhuha merupakan amalan Nabi Muhammad SAW setiap harinya. Hanya dengan menyisihkan waktu sekitar lima menit pada waktu dhuha dengan banyak janji Allah SWT kepada hambanya yang mengamalkan, antara lain kekayaan dunia akhirat.
Mari bersama kita hidupkan sunnah, jangan pandang remeh sunnah-sunnah Rasulullah SAW. Jangan justru bangga dengan amalan yang diperintahkan ulama masa kini yang tidak jelas kemana bergantungnya.
Mari bersama kita hidupkan sunnah, jangan pandang remeh sunnah-sunnah Rasulullah SAW. Jangan justru bangga dengan amalan yang diperintahkan ulama masa kini yang tidak jelas kemana bergantungnya.
Hampir semua orang pernah bersinggungan dengan obat turun panas, entah menggunakan secara langsung atau melayani keluarganya yang sedang mengalami demam. Beberapa obat dapat digunakan untuk menurunkan suhu badan pada saat demam, antara lain Parasetamol, asetosal, Ibuprofen dan sebagainya.
Obat ini hanya menurunkan suhu tubuh pada saat demam, jadi memang relatif aman. Sehingga dianjurkan pada keluarga yang mempunyai balita di rumah untuk selalu mempersiapkan di rumahnya, karena pada balita yang mangalami panas tinggi terlalu lama akan membahayakan.
Parasetamol tersedia dalam bentuk tablet, sirup dan juga tetes mulut (drop). Yang perlu diperhatikan saat menggunakan sirup ataupun tetes gunakanlah sendok atau pipet tetes yang disediakan, sehingga dosis dapat terukur dengan benar.
Setiap kali akan menggunakan amatilah tanggal kadaluarsa (ED), apakah ada perubahan bau, rasa, warna atau konsistensi (kekentalan) cairanya. Bila ragu konsultasikan kepada Apoteker di apotek terdekat dari rumah anda.
Obat ini hanya menurunkan suhu tubuh pada saat demam, jadi memang relatif aman. Sehingga dianjurkan pada keluarga yang mempunyai balita di rumah untuk selalu mempersiapkan di rumahnya, karena pada balita yang mangalami panas tinggi terlalu lama akan membahayakan.
Parasetamol tersedia dalam bentuk tablet, sirup dan juga tetes mulut (drop). Yang perlu diperhatikan saat menggunakan sirup ataupun tetes gunakanlah sendok atau pipet tetes yang disediakan, sehingga dosis dapat terukur dengan benar.
Setiap kali akan menggunakan amatilah tanggal kadaluarsa (ED), apakah ada perubahan bau, rasa, warna atau konsistensi (kekentalan) cairanya. Bila ragu konsultasikan kepada Apoteker di apotek terdekat dari rumah anda.
Langganan:
Postingan (Atom)